PENGERTIAN FIRE HYDRANT
Fire hydrant adalah sebuah sistem pemadaman kebakaran yang menghubungkan langsung dengan sumber air, melalui proses distribusi inilah air akan ditransfer ke lokasi pemadaman biasanya system ini di terapkan di Gedung gedung seperti Gedung Rumah Sakit, Hotel, Pabrik, Apartemen, Mall, Pasar Modern, SPBU, SPBE, Kilang Minyak, Perbankan, Asrama, Sekolahan/Universitas dan lain lain.
Sistem hydrant harus dirancang dengan baik, karena hydrant adalah tulang punggung seluruh sistem pemadam kebakaran. Sistem pemadam dengan hydrant dirancang dan dipasang sesuai dengan standar dan spesifikasi lokal dan terdiri dari komponen utama berikut:
1. Tempat penyimpanan air ( tanki air )
2. Pipa dan katup di atas atau di bawah tanah
3. Hidran, katup hidran dan sambungan pipa air
Fungsi utama fire hydrant adalah sebagai peralatan dalam memadamkan api. Tetapi ternyata fire hydrant punya jenis – jenis sendiri. Ada dua jenis fire hydrant yaitu fire hydrant pillar dan fire hydran box.
Sistem ini pada umumnya terdiri dari beberapa komponen yang digabungkan sehingga bisa digunakan untuk mengalirkan air dari satu lokasi dengan tujuan mempercepat proses pemadaman kebakaran. Tentunya alat ini juga mempunyai sistem yang telah terintegrasi dengan komponen pendukung, kurang lebih seperti rumah pompa, pipa tekanan, dan pipa utama sebagai pengalir air.
Untuk menjaga fungsinya tetap baik maka fire hydrant tentunya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala untuk memastikan bahwa alat hingga komponen masih normal dan bekerja dengan baik, Karena jika tidak berfungsi dengan baik, bukan malah menguntungkan tetapi malah bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Untuk proses pemeliharaan, biasanya hal yang sering dipantau dalam proses pemeliharaan ini adalah sebagai berikut.
1. Tempat penyimpanan air. Perlu untuk tetapi dilakukan pemeliharaan, karena tempat penyimpanan air bila ada gangguan atau kebocoran tentunya akan merusak kerja sistem. Bisa jadi kinerja tidak maksimal atau malah tidak bisa bekerja sama sekali.
2. Pump set juga perlu dilakukan pemeliharan, karena tenaga pegas yang digunakan untuk mengambil sumber air adalah dengan memanfaatkan tenaga dari pompa tersebut. Jika saja tidak bekerja maka tentu akan kesulitan dalam melakukan prosedur pemadaman kebakaran.
3. Pipa dan Valve.
4. Hydrant Valve dan Coupling.
5. Fire Hose dan Nozzle.
Semua elemen dan komponen di dalam hydrant fire benar – benar harus dipersiapkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Selalu siap siaga akan lebih baik, apalagi yang namanya kecelakaan tidak pernah bisa di prediksi.
Idealnya Fire Hydrant Pump dibuat dengan memperhitungkan kemungkinan kemungkinan tidak adanya daya dari PLN maka fire hydrant pump harus dirancang tetap dapat bekerja saat PLN melakukan pemadaman, karena untuk menghadapi setiap kasus kebakaran PLN akan selalu melakukan pemadaman jaringan listrik agar kebakaran tidak menyebar kemana mana.
Bagaimana kita merancang sistem pompa kebakaran agar pompa pemadam kebakaran dapat tetap bekerja saat jaringan listrik dipadamkan ? Rangkaian pompa hydrant biasanya terdiri dari beberapa pompa :
1. jockey pump, pompa ini bertugas untuk mendistribusikan air saat sistem hydrant dalam keadaan standby sehinggan air selalu tersedia dalam jaringan.
2. Elektik pump bertugas untuk mendistribusikan air pada jaringan hydrant dengan kemampuan flow distribusi lebih besar dibanding dengan jockey pump. pompa ini akan dapat mulai bekerja pada tekanan tertentu sesuai dengan keinginan kita, sehingga pompa ini akan bekerja saat debit air yang dibutuhkan lebih besar, karena flow jockey pump sangat terbatas.
3. Diesel Pump disamping memiliki flow yang lebih besar dibanding elektrik pump dan akan mulai bekerja pada tekanan tertentu diesel pump akan sangat bermanfaat saat daya PLN di padamkan, sehingga saat aliran listrik padam proses pemadaman kebakaran dapat tetap berjalan.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan lebih detail, silahkan menghubungi kami di Nomor Hotline 0812-4729-2576